Logo onPers

Blue Economy Kunci Produksi Perikanan

Selasa, 08 Oktober 2024


 

Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan potensi sumber daya laut yang sangat besar, terutama di sektor perikanan mengingat negara ini merupakan negara kepulauan dengan 65 persen total luas negara berupa laut. Namun, untuk mencapai pertumbuhan dan keberlanjutan yang optimal, negara ini perlu merancang strateginya dengan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanannya dengan pendekatan ekonomi biru.

 

Tentu muncul pertanyaan, apa itu blue economy atau ekonomi biru ?. Blue economy merupakan model pertumbuhan ekonomi yang memanfaatkan dan menggunakan pendekatan pengelolaan berkelanjutan sumber daya laut dan kelautan. Nah, bagaimana kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai kementerian diberi tanggung jawab menggarap potensi kelautan dan perikanan negara ini?

 

Tentu, kementerian itu terus bergerak melakukan pembenahan, termasuk mengelola sumber daya laut dan kelautan secara berkelanjutan. Dari sisi produksi, laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga triwulan III atau Januari--September 2023, ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD4,1 miliar.

 

Pencapaian ini 53 persen dari target yang ditetapkan tahun ini yakni USD7,6 miliar. Sedangkan, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor perikanan sebesar Rp1,1 triliun. "Rasio ekspor ikan dan hasil perikanan yang diterima oleh negara tujuan ekspor 99,84 persen dan Ekspor Produk Perikanan USD4,1 miliar sampai triwulan III. Sedangkan PNBP Kelautan dan Perikanan Rp1.127 miliar hingga 10 November 2023," ujar Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono.

 

Dari gambaran di atas, capaian indikator kinerja utama KKP tahun 2023 sampai triwulan III-2023 adalah produksi perikanan mencapai 18,5 juta ton, terdiri dari perikanan tangkap 5,76 juta ton dan perikanan budi daya sebesar 12,74 juta ton yang terdiri dari ikan 4,75 juta ton dan rumput laut 7,98 juta ton.

 

Di sisi lain, rata-rata nilai tukar nelayan (NTN) 105,89 dan rata-rata nilai tukar pembudi daya ikan 105,07. Sementara itu, bila dilihat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) perikanan nilainya sebesar 6,78 persen, sedangkan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 2,7 persen. Adapun nilai PDB Rp214,18 triliun.

 

Dari gambaran di atas, harus diakui kinerja sektor perikanan tidaklah terlalu buruk. Meskipun, tetap harus terus dtingkatkan di masa mendatang. Ke depan, industri perikanan akan menghadapi tatangan berupa persaingan yang ketat dalam memperoleh pasokan bahan baku ikan segar. Hal ini tentunya berdampak ke industri pengolahan perikanan dalam memenuhi kebutuhan produksi yang stabil dan berkualitas.

 

Selain itu, masalah illegal fishing dan overfishing juga menjadi tantangan serius. Praktik-praktik ilegal tersebut dapat merusak ekosistem perairan dan mengancam keberlanjutan sumber daya ikan.

 

Program Kementerian


Berkaitan dengan kondisi itu, menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo, kementeriannya tengah merancang strategi penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan Indonesia dengan basis ekonomi biru.

 

Fokus strategi ini mencakup standardisasi, inovasi produk, penerapan ketertelusuran dan rantai dingin, pengelolaan logistik ikan, pemberdayaan usaha, akses pembiayaan dan investasi, serta promosi dan akses pemasaran.

 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merancang strategi penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan Indonesia dengan basis ekonomi biru. “Ujung dari semua itu adalah menciptakan produk berkualitas tinggi dan inovatif yang memenuhi standar pasar internasional serta mendominasi pasar dalam negeri,” ujarnya.

 

Budi optimistis, target pemasaran produk perikanan Indonesia telah disusun sesuai kebutuhan pasar domestik dan internasional (market driven), dengan proyeksi nilai ekspor produk kelautan dan perikanan mencapai USD8,5 miliar dan nilai perdagangan dalam negeri mencapai Rp796,93 triliun pada 2029.

 

Strategi selanjutnya mencakup pemanfaatan teknologi pengolahan ramah lingkungan, didukung dengan bahan baku berkualitas, harga yang stabil dan wajar, serta penerapan sistem rantai dingin dan logistik ikan yang efisien, terkoneksi, dan kompetitif.

 

"Pemenuhan bahan baku berkualitas adalah bagian integral dari penerapan sistem logistik dan rantai dingin yang bergerak bersama," ujarnya Budi.

 

Direktur Jenderal Perikanan KKP, Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan, upaya meningkatkan pelaksanaan program kerja ekonomi biru, khususnya pada subsektor perikanan budidaya ada dua strategi utama untuk mencapai tujuan pembangunan budidaya laut, pesisir, dan darat yang berkelanjutan.

 

Strategi itu yaitu fokus pada pengembangan perikanan budidaya berorientasi ekspor untuk lima komoditas utama: udang, kepiting, lobster, rajungan, dan rumput laut. Kedua, meningkatkan produksi komoditas lokal melalui pembangunan kampung perikanan budidaya.

 

Adapun untuk merealisasikan agar produktivitas perikanan budidaya bisa maksimal diantaranya ; Pengembangan sistem perbenihan yang fokus pada produksi varian komoditas unggul yang potensial, Kemudian pengembangan sistem produksi yang fokus pada penciptaan efisiensi produksi, Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan yang fokus pada upaya pencegahan dan penanggulangan hama penyakit, Penguatan kapasitas SDM di sentral produksi, serta mendorong pengembangan sistem bisnis terintegrasi (integrated aquaculture business) di sentral produksi untuk menjamin efisiensi dan pemasaran.

 

Upaya lain yang dilakukan, KKP terus memperketat pengawasan di laut untuk mencegah eskalasi illegal fishing di sejumlah perairan."kami komiten mencegah illegal fising dengan terus melakukan operasi di laut Indonesia. Jika ada kapal yang melakukan pencurian ikan dengan tegas langsung kami giring dan tangkap tidak pandang bulu kapal dari negara manapun," tegas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Laksda TNI Adin Nurawaluddin.

 

Selain itu, KKP juga berkomitmen menjalankan strategi yang bertujuan untuk menjaga populasi perikanan dan melestarikan ekosistem laut secara menyeluruh di Indonesia. Strategi pertama yaitu berfokus pada upaya konservasi, mengingat laut merupakan tempat pemijahan alami bagi biota-biota laut sekaligus berfungsi sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbon.

 

Demi mencegah kerusakan ekosistem laut, KKP juga berfokus pada upaya pengawasan serta penjagaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu, KKP mengajak partisipasi para nelayan untuk bersama-sama membersihkan laut dari sampah plastik.

 

Strategi selanjutnya, KKP ingin menerapkan penangkapan ikan terukur yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2023. ADV

 

Sample