Jakarta - Di tengah era digital yang makin kompleks dan penuh risiko, penguatan keamanan siber tak lagi bisa ditawar. Bukan hanya ancaman dari luar, tetapi potensi gangguan dari dalam organisasi—termasuk celah kecil di perangkat kerja sehari-hari—juga patut diwaspadai.
Menyadari urgensi ini, PT Telkom Akses, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan salah satu penyedia infrastruktur jaringan terbesar di Indonesia, meluncurkan inisiatif penguatan keamanan digital internal secara menyeluruh demi melindungi data dan perangkat kerja dari berbagai ancaman siber.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari transformasi Telkom Akses dalam membangun ekosistem digital yang tak hanya andal dalam layanan jaringan, tetapi juga tangguh dalam menghadapi serangan siber.
Mengingat luasnya cakupan operasional perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia, dan volume data besar yang diproses setiap hari—baik untuk keperluan operasional, internal, maupun kerja sama dengan mitra—penguatan pertahanan digital dari titik terkecil, yakni perangkat kerja karyawan, menjadi mutlak diperlukan.
Implementasi konkret dimulai sejak awal Mei 2025 oleh Unit Information Technology Telkom Akses.
Dalam program ini, seluruh perangkat kerja dilengkapi sistem keamanan endpoint untuk menghadang malware, ancaman siber dinamis, hingga potensi kebocoran data. Dan proses instalasi ditargetkan rampung pada akhir Agustus 2025.
Sistem keamanan yang digunakan dalam program ini merupakan teknologi yang telah diadopsi oleh banyak perusahaan multinasional dan lembaga strategis.
Fitur-fiturnya mencakup perlindungan real-time terhadap malware, deteksi berbasis perilaku pengguna, serta sistem data loss prevention (DLP) yang mampu mengenali dan mencegah kebocoran data dari perangkat kerja.
Melalui teknologi ini, Unit IT Telkom Akses dapat melakukan pemantauan terpusat dan mengirimkan notifikasi instan jika ditemukan indikasi pelanggaran.
Namun, program ini tak sekadar instalasi perangkat lunak. Inisiatif ini sekaligus menandai perubahan paradigma keamanan informasi Telkom Akses ke arah yang lebih preventif. Tujuannya bukan hanya untuk menangani insiden saat terjadi, tetapi juga untuk membangun budaya kerja digital yang mengutamakan kesadaran akan risiko siber sejak awal.
Sistem keamanan tambahan ini memperkuat tata kelola informasi yang telah berjalan, sekaligus menjadi bagian dari kepatuhan Telkom Akses terhadap regulasi, khususnya amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi.
Sebagai pelengkap dari sisi teknologi, Telkom Akses juga mengembangkan program pelatihan dan edukasi keamanan digital bagi seluruh karyawan. Program ini bertujuan mengenalkan praktik terbaik dalam menjaga informasi, mengenali potensi ancaman, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pelindungan data.
Melalui pendekatan ini, Telkom Akses menempatkan manusia dan teknologi sebagai dua komponen utama dalam sistem pertahanan digitalnya.
Inisiatif ini mempertegas posisi Telkom Akses sebagai perusahaan yang tidak hanya fokus pada pembangunan dan pengelolaan jaringan fisik, tetapi juga memberikan perhatian serius pada tata kelola dan keamanan informasi.
Dalam lanskap kerja yang semakin terdigitalisasi, perusahaan menyadari bahwa perangkat kerja karyawan adalah titik kritis yang harus dilindungi. “Ketahanan digital bukan hanya soal infrastruktur besar, tetapi dimulai dari unit terkecil dalam organisasi, yaitu perangkat kerja dan perilaku penggunanya,” demikian pernyataan perusahaan.
Dari sisi operasional, penguatan sistem endpoint security ini juga membawa manfaat jangka panjang.
Deteksi dini terhadap potensi ancaman dan kebocoran data membantu mencegah downtime, gangguan sistem, serta risiko kerugian baik secara finansial maupun reputasi.
Dengan pemantauan terpusat, Telkom Akses dapat melakukan intervensi cepat, menyesuaikan kebijakan perangkat, serta meningkatkan respons terhadap insiden secara signifikan.
Dengan meluncurkan langkah strategis ini, Telkom Akses menunjukkan komitmennya sebagai perusahaan yang progresif, adaptif, serta patuh terhadap regulasi dan ekspektasi pemangku kepentingan di bidang keamanan informasi.
Inisiatif ini juga menjadi bukti bahwa keamanan siber kini telah menjadi bagian integral dari strategi bisnis dan reputasi perusahaan secara keseluruhan—bukan lagi sekadar tugas satu unit tertentu.
Copyright © onPres. All Rights Reserved